Kapus Fungsional BPSDM Hukum: Pilih Metode dan Tentukan Strategi Efektif Pelatihan

Kapus Fungsional BPSDM Hukum: Pilih Metode dan Tentukan Strategi Efektif Pelatihan


Administrator, 2 bulan yang lalu | 8


Semarang – Dalam upaya meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara di Bidang Hukum, Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum Jawa Tengah mendapatkan arahan strategis mengenai pemilihan metode pelatihan yang tepat oleh Kepala Pusat Pengembangan Fungsional BPSDM Hukum, Tejo Harwanto, Rabu (23/07).

Kepala Badiklat Hukum Jateng, Rinto Gunawan, beserta jajaran hadir dalam penguatan ini sebagai bagian dari penguatan kapasitas penyelenggara lembaga pelatihan dalam menjawab tantangan pembelajaran era digital dan kebutuhan kompetensi ASN yang adaptif.

Dalam paparannya, Tejo Harwanto menyampaikan bahwa strategi pemilihan metode pelatihan yang tepat menjadi kunci dalam memastikan pencapaian tujuan pembelajaran. Tiga pendekatan utama yang dibahas dan kerap digunakan saat ini yakni metode klasikal (tatap muka langsung), blended learning, dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Setiap metode memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan jenis kompetensi yang ingin dikembangkan, kondisi peserta, dan sumber daya pelatihan yang tersedia,” ujarnya.
17.jpg 203.79 KB



Metode klasikal dinilai masih sangat relevan dalam pelatihan yang membutuhkan praktik langsung, interaksi intensif, serta pembentukan karakter dan nilai. Sementara itu, blended learning atau pembelajaran campuran menjadi solusi ideal di era transformasi digital karena mampu menggabungkan fleksibilitas daring dengan efektivitas pembelajaran luring.

Sedangkan pembelajaran jarak jauh, menurut beliau, merupakan alternatif yang efisien dan ekonomis, namun memerlukan perencanaan konten dan pengelolaan interaksi digital yang cermat agar tidak kehilangan esensi pembelajaran.

Pemilihan metode penyelenggaraan pelatihan menentukan keberhasilan strategi pelatihan di masa mendatang. Dengan adanya pembekalan ini, diharapkan Badiklat Hukum Jawa Tengah semakin siap dalam merancang program pelatihan yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan organisasi serta mampu mencetak ASN yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing tinggi.

Semarang – Dalam upaya meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pelatihan bagi Aparatur Sipil Negara di Bidang Hukum, Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum Jawa Tengah mendapatkan arahan strategis mengenai pemilihan metode pelatihan yang tepat oleh Kepala Pusat Pengembangan Fungsional BPSDM Hukum, Tejo Harwanto, Rabu (23/07).

Kepala Badiklat Hukum Jateng, Rinto Gunawan, beserta jajaran hadir dalam penguatan ini sebagai bagian dari penguatan kapasitas penyelenggara lembaga pelatihan dalam menjawab tantangan pembelajaran era digital dan kebutuhan kompetensi ASN yang adaptif.

Dalam paparannya, Tejo Harwanto menyampaikan bahwa strategi pemilihan metode pelatihan yang tepat menjadi kunci dalam memastikan pencapaian tujuan pembelajaran. Tiga pendekatan utama yang dibahas dan kerap digunakan saat ini yakni metode klasikal (tatap muka langsung), blended learning, dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Setiap metode memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan jenis kompetensi yang ingin dikembangkan, kondisi peserta, dan sumber daya pelatihan yang tersedia,” ujarnya.
17.jpg 203.79 KB



Metode klasikal dinilai masih sangat relevan dalam pelatihan yang membutuhkan praktik langsung, interaksi intensif, serta pembentukan karakter dan nilai. Sementara itu, blended learning atau pembelajaran campuran menjadi solusi ideal di era transformasi digital karena mampu menggabungkan fleksibilitas daring dengan efektivitas pembelajaran luring.

Sedangkan pembelajaran jarak jauh, menurut beliau, merupakan alternatif yang efisien dan ekonomis, namun memerlukan perencanaan konten dan pengelolaan interaksi digital yang cermat agar tidak kehilangan esensi pembelajaran.

Pemilihan metode penyelenggaraan pelatihan menentukan keberhasilan strategi pelatihan di masa mendatang. Dengan adanya pembekalan ini, diharapkan Badiklat Hukum Jawa Tengah semakin siap dalam merancang program pelatihan yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan organisasi serta mampu mencetak ASN yang profesional, berintegritas, dan berdaya saing tinggi.